Ada sebuah
cerita tentang hati yang tulus mengampuni, seperti yang rasul Petrus ingin lakukan.
Suster Maria berusia 50th, adalah seorang biarawati katolik yang memiliki
organisasi gereja yang besar. Hasil pemeriksaan dokter mengharuskan dia
menjalani operasi otak. Operasi ini berjalan dengan baik. Sebuah slang
dibiarkan terpasang melalui lubang di tengkorak untuk saluran cairan. Dua hari
setelah operasi, seorang dokter dengan rasa amat cemas dan takut mengatakan
kepadanya bahwa ia telah salah memasukkan ke dalam otak suster cairan yang
mematikan. Dan dalam waktu 3 jam suster akan meninggal. Pada waktu itu Suster Maria sadar penuh dan dapat menggunakan
seluruh akal budinya. Dengan segera ia memanggil wakilnya dan anggota dewan. Ia
mengatakan, "Jangan saling menuduh. Tidak ada yang harus disalahkan. Tidak
perlu menuntut dokter karena malpraktek. Saya memberikan pengampunan tanpa
syarat kepada siapapun yang dengan cara tertentu bertanggung jawab atas
kejadian ini." Dua jam kemudian Suster Maria meninggal.
Renungkanlah: Seperti bapa di sorga
mengampuni setiap dosa kita dengan tulus, demikianlah hendaknya kita juga
saling mengampuni dengan tulus setiap orang yang bersalah kepada kita. Seperti
suster Maria yang juga belajar dari Tuhan Yesus dan mengampuni, bukan 7 kali
tapi 70x7x atau mengampuni tanpa syarat dokter yang bersalah kepadanya.