“Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman akan Dia
di mana-mana.”
Apakah
kalian pernah mencium bau sampah yang menusuk hidung? Apa yang akan kalian lakukan? Menutup hidung atau secepat mungkin meninggalkan lokasi penuh sampah tersebut.
Di daerah perbukitan tempat penimbunan sampah kota Kairo, Mesir, terdapat
sebuah gereja yang terkenal dengan sebutan “gereja sampah”. Hal ini disebabkan
karena belasan ribu pemulung hidup di sana dengan pekerjaan mengais sampah,
sehingga bau busuk sampah memenuhi ruang ibadah gereja tersebut. Namun bagi
penduduk sekitarnya, gereja ini memancarkan “bau harum”, yang terpancar dari
kehadirannya yang menjadi berkat, kesaksiannya akan Yesus Kristus sehingga
telah membawa banyak pemulung mengenal Kristus, dan teladan kasih yang
ditunjukkan lewat berbagai bantuan baik moral maupun material yang diberikan
bagi mereka.
Gereja 'kita' seharusnya juga bisa memancarkan “bau harum” dengan
kehadirannya di tengah-tengah masyarakat. Seringkali, organisasi gereja saat ini hanya
sibuk dengan mempercantik diri dan memperkuat posisinya di tengah persaingan gereja
lainnya, sibuk mengadakan berbagai program untuk menarik lebih banyak jemaat,
namun lupa akan fungsinya di tengah-tengah dunia ini. Tak jarang banyak gereja
yang memancarkan bau harum di dalam, namun malah memancarkan bau tak sedap bagi
masyarakat sekitar.Wih ngeri ya teman-teman?
Dalam
doa-Nya untuk murid-murid-Nya, Yesus menginginkan kita mempermuliakan Bapa
dengan menyelesaikan pekerjaanNya di dunia: yaitu mengutus kita untuk menjadi
berkat dan berdampak bagi dunia, seperti yang telah Yesus lakukan. Untuk
memberikan dampak yang luar biasa bagi lingkungan sekitarnya, bahkan bagi kota
dan bangsa ini, gereja terlebih dahulu harus bersatu. Ketika kita bersatu, maka
bukan hanya lingkungan sekitar saja yang dimenangkan bagi Kristus, namun juga
kota dan bangsa. Maukah kalian melakukannya?